Friday, July 15, 2016

CONTOH MAKALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar darikelahiran prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi semua orang. Dari dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu dan anak masih kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, situasi, dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah yang mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan anak?
2.      Bagaimana prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3.      Bagaimana Kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak?
4.      Bagaimana sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5.      Bagaiamana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?
6.      Bagaiamana peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak?
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak
2.      Untuk mengetahui prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak
3.      Untuk mengetahui kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak
4.      Untuk mengetahui sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak
5.      Untuk mengetahui manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak
6.      Untuk mengetahui peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003:27), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.
Menurut Zulfili (1986:9), peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.

B.       Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.Tujuan umum program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1.      Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya
2.      Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK
3.      Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki
4.      Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita
5.      Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
C.      Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :
1.      Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
2.      Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3.      Pemantauan tumbuh kembang balita.
4.      Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi
5.      Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6.      Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan
7.      Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8.      Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader kesehatan
D.      Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu :
1.      Sistem pencatatan-pemantauan
2.       Sistem transportasi-komunikasi
3.      Sistem pendanaan
4.      Sistem pendonor darah
5.      Sistem informasi KB
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1.        Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.
2.        Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kematian maternal.
3.        Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4.        Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5.        Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi masalah mereka sendiri.
6.        Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan maternal.
7.        Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut ini :
1.      Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
2.      Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan perempuan.
3.      Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
4.      Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5.      Menggunakan pendekatan partisipatif
6.      Melakukan aksi dan advokasi.
Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan, dan kekuasaan yang mempengaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.
E.       Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu
1.      Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
a.         Indikator Akses
b.        Indikator Cakupan Ibu Hamil
c.         Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d.        Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e.         Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f.         Indicator Neonatal
2.      Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :
a.       Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b.      Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
F.       Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program  yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1.      Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang
2.      Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
3.      Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif
4.      Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit
5.      Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
6.      Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
7.      Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
8.      Penggerakan peran serta masyarakat.
9.      Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
10.  Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
11.  Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
12.  Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :
1.      Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.
2.      Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas.
3.      Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya.
4.      Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
5.      Melaksanakan upaya kesehatan perorangan.
6.      Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegah dan pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan pengobatan tradisional;.
7.      Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta, serta kader pembangunan kesehatan.
8.      Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.
9.      Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
10.  Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT.
11.  Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD.
12.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui kesadaran yang leih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.      Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
2.      Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
3.      Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya,pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah, deteksi dini faktor resiko ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, dan sebagainya
4.      Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : sistem pencatatan-pemantauan, sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem pendonor darah, sistem informasi KB
5.      Manajemen kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA)
6.      Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas, menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya, melaksanakan upaya kesehatan masyarakat, melaksanakan upaya kesehatan perorangan, dan lain-lain.
B.       Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi acuan dalam melakukan peningkatan kesehatan pada Ibu dan Anak, dan lebih mengutamakan upaya promotif-preventif dibandingkan kuratif.


DAFTAR PUSTAKA
Wiguna, Candra. 2014. “Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat”. Online.http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat/. Diakses 03 Januari 2015

Alfina, Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan Kesehatan Pada Ibu)”. Online. http://nabilaalfina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html. Diakses 03 Januari 2015
Anonim. “Peran SKM Terhadap Ibu dan Anak”. Onlinehttp://jagomakalah.blogspot.com/2013/08/peran-skm-terhadap-ibu-dan-anak.html. Diakses 03 Januari 2015
Noviastuti203, “Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan  Masyarakat Untuk  Mendukung Upaya-Upaya  Kesehatan Ibu Dan Anak”. Online.http://noviastuti203.wordpress.com/2013/08/05/58/. Diakses 03 Januari 2015
Stefani,Delfi Lucy. 2013. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.https://delfistefani.wordpress.com/2013/05/15/kesehatan-ibu-dan-anak/. Diakses 03 Januari 2015
Vharozma. “Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Online. http://vharozma.wordpress.com/ilmu-kesehatan-masyarakat/. Diakses 03 Januari 2015


No comments:

Post a Comment