Tuesday, July 19, 2016

CONTOH MAKALAH PENDIDIKAN TENTANG MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN


B A B   I
P E N D A H U L U A N


A. Latar Belakang
            Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam pikiran semua orang dalam suatu bangsa. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang mengiringnya. Karena itu, sebuah peradapan yang memperdayakan akan lahir dari suatu pola pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif bagi konteks dan mampu menjawab segala tantangan zaman.
Pendidikan yang maju tidak bisa lepas dari peran serta guru sebagai pemegang kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. Guru mempunyai tanggung jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari pelajaran.
Sebagai tenaga pendidik yang memiliki kemampuan kualitatif, guru harus mneguasai ilmu keguruan dan mampu menerapkan strategi pembelajaran untuk mengantarkan siswanya pada tujuan pendidikan, dalam hal ini pendidikan agama misalnya, yaitu terciptanya generasi mukmin yang berkepribadian Ulul Albab dan insan kamil. Banyak model pembelajaran di sekolah yang bisa diaplikasikan oleh guru. misalnya, model pembelajaran secara terpadu, baik dengan pusat-pusat pendidikan -orang tua, masyarakat, dan sekolah-, maupun terpadu dengan materi lain.
Oleh sebab itu, guru harus memperolah tempat yang layak dalam pembangunan karakter bangsa serta menghargai dan sekaligus memberdayakan guru dalam konteks reformasi pendidikan adalah wajib hukumnya. Sebab, profesionalitas guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Guru harus dihargai dan diberdayakan sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
Namun pada kenyataannya tidak mudah menjadi seorang guru yang mampu menjadikan siswanya manusia yang berkualitas dan berakhlak karimah menuju arah kehidupan yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Sejumlah syarat yang yang dapat menjawab tantangan dan peluang pembelajaran serta menyusun strategi pembelajaran yang unggul dan profesional. Profesionalisme keguruan bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar dan skilled, akan tetapi bagaimana mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa menjadi aktual. Di sinilah kepribadian profesional guru diidamkan.
            Media pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang dalam mengajarkan ilmu di sekolah yang memiliki tujuan memberikan nilai tambah bagi seorang guru, sehingga membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan, disamping materi sosial, pengetahuan peta pada siswa sering juga membuat mereka cenderung bosan dan tidak menarik. Sehingga timbal permasalahan bagi nilai siswa disetiap akhir pembelajaran.
            Sifa media pembelajaran tersebut membawa konsekwensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris , terutama guru  yang menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Dalam metode ceramah terjadi dialog imperatif, padahal dalam proses belajar mengajar  keterlibatan   siswa   harus   secara   totalitas,   artinya   melibatkan  secara menyeluruh baik pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotorik  (keterampilan salah satunya sambil menulis).
            Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang da[pat dilihat, memberikan desempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan , sehingga terjadi dialog imteraktif. Situasi belajar sepaerti ini akan dapat tercipta melalui penggunaan pendekatanpartisipatoris.
            Dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan di negara kita, disamping itu pula dapat meningkatkan kemampuan guru sehingga dapat menjadi guru yang profesional, sehingga korelasi ini dapat diharapkan terwujud sesuai dengan yang diamatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
B. Pengertian
Upaya mewujudkan guru menjadi pendidik yang profesional sebagai tempat komunikasi belajar bisa dibilang sulit tapi juga bisa menjadi mudah. Mudah dikarenakan pendidik sebagai tempat persemaian ilmu pengetahuan dan tempat dimana ide-ide serta impian dijalankan. Dengan demikian ide untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas pembelajar sangat relevan.Hal utama yang perlu dipahami adalah siapa saja yang terlibat dalam komunitas belajar. Mereka adalah siswa, guru, orang tua bahkan tata usaha sekolah. Jadi anggapan selama ini di masyarakat yang mengatakan bahwa sekolah merupakan tempat belajar hanya bagi bagi siswa tidaklah benar.
Berikut beberapa pernyataan yang bisa membantu terbentuknya komunitas belajar di sekolah;
“Komunitas merupakan hal yang sangat penting”, menjadi tugas sekolah yang sangat penting untuk membawa siswa dan guru bersama-sama kedalam sebuah komunitas yang mendukung pertumbuhan guru dan siswa sebagai pribadi maupun kelompok. Banyak tempat yang bisa menjadi ladang persemaian hal ini, di kelas, dirumah maupun lewat dunia maya.
“berpikir kritis”- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa dan guru berpikir secara kritis, dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri misalnya dengan pertanyaan, “mengapa kita mengajar apa yang kita ajarkan?”
” Mengambil resiko” – sekolah secara aktif membuat siswa dan guru mau mengambil resiko dalam kaitan pencarian terhadap hal yang paling penting dalam kehidupan mereka sebagai pembelajar. Denga demikian masukan aspek refleksi siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
” Berpusat pada siswa” - Sekolah sedapat mungkin menyiram guru dan siswa dengan gagasan-gagasan serta informasi, membuat guru dan siswa mau terus mencari pengetahan dengan cara yang tidak harus sama. Tentu saja dikarenakan sebagai pribadi tiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda tetapi semuanya diupayakan agar punya pengaruh positif pada komunitas di sekolah
“Keberagaman”- Sekolah sebagai lembaga, punya peran aktif dalam membuat suasana yang nyaman dari sisi komunikasi sehingga sekolah bisa dengan cepat menerima beragam masukan. Hal ini berarti pihak yang memberi masukan juga akan senang hati memberikannya pada pihak sekolah sambil berpikir bahwa masukan yang akan diberikannya akan ditindak lanjuti.Maklum unsur sekolah biasanya terdiri dari beragam unsur dan beragam pula latar belakangnya, baik sosial maupun pengetahuan.Hal yang paling praktis adalah mengadakan pelatihan singkat bagi tenaga pendukung di sekolah dari tenaga pembersih samai satpam, sampaikan apa yang sekolah harapkan dari peran mereka.
“Menumbuhkan semangat pembelajar”- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa, guru , administrasi dan orang tua agar mau terus tumbuh dan belajar. Libatkan tata usaha dan orang tua dalam workshop pendidikan disekolah merupakan ide yang brilyan.
“Berinovasi”- Dengan menyertakan semua unsur dalam institusi, sekolah berusaha terus melakukan inovasi dalam hal teknologi serta hal lain yang sejalan dengan kemajuan jaman.
“Sekolah yang baik meluluskan orang yang baik pula”- Sekolah selalu berusaha untuk mengajarkan siswa mereka perduli dan menghargai amal baik serta mau berpartisipasi dalam masyarakat lewat program yang dirancang dengan baik pula misalnya program ‘community service’.
C. Permasalahan
            Berdasarkan uraian diatas permasalahan dunia pendidikan kita adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui media pembelajaran, karena guru merupakan agen pembelajaran di sekolah dan diharapkan ditangan guru inilah akan melahirkan  generasi-generasi yang berkualitas yang mampu mengemban tugas negara di masa yang akan datang.







BAB II
P E M B A H A S A N



A.      Media Pembelajaran
a.        Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
b.        Jenis – Jenis Media Pembelajaran.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
1.      Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2.       Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
3.      Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4.       Televisi
5.      Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
6.      Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut :
1.      Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
2.       Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
3.       Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4.       Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

c.         Manfaat Media Pembelajaran.

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya):
1.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
2.      Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
3.      Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1.      Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2.      Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3.      Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4.       Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5.      Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6.      Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7.      Membangkitkan motivasi belajar
8.      Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9.      Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
10.  Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang).
11.  Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

d.        Prinsip – Prinsip Memilih Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :  
1.      Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2.      Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3.      Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau permasalahan secara tuntas.

B.       Tugas Guru
 Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

C.  Peran Seorang Guru
a.    Dalam Proses Belajar Mengajar
Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1.         Demonstrator
2.         Manajer/pengelola kelas
3.         Mediator/fasilitator
4.         Evaluator
b.    Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:
1.      Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan.
2.      Wakil masyarakat
3.      Ahli dalam bidang mata pelajaran
4.       Pelaksana administrasi pendidikan
c.    Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
1.      Petugas social.
2.      Pelajar dan ilmuwan.
3.      Orang tua.
4.      Teladan 
5.       Pengaman
d.         Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah:
1.      Ahli psikologi pendidikan.
2.      Relationship.
3.      Catalytic/pembaharu.
4.       Ahli psikologi perkembangan

D.      Kompetensi Dan Profesionalisme Guru
1.        Pengertian Kompetensi dan Profesionalisme
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimaI. Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai  strategi atau teknik dalam KBM serta landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn uraian selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang harus dipahami terlebih dahulu.
2.    Syarat Profesi Seorang Guru
Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus sebagai berikut:
1.      Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu  pengetahuan yang mendalam.
2.      Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3.      Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4.      Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5.      Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran) maupun pre-service training (pendidikan keguruan secara formal).
3.    Jenis-jenis Kompetensi
a.       Kompentensi Pribadi Mengembangkan Kepribadian.
1.      Bertqwa kepada Allah SWT.
2.      Berperan akkif dalam masyarakat.
3.       Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru
b.      Berinteraksi dan Berkomunikasi.
1.      Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan professional.
2.      Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan.
c.       Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan.
1.      Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2.       Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d.      Melaksanakan Administrasi Sekolah.
1.      Mengenal administrasi kegiatan sekolah.
2.      Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.
e.       Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran.
1.      Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah.
2.      Melaksanakan penelitian sederhana
4. Kompetensi Profesional
a. Menguasai landasan kependidikan.
1.      Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.
2.      Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.
3.      Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
b.    Menguasai bahan pengajaran.
1.      Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah
2.      Menguasai bahan pengajaran.
c.    Menyusun program pengajaran
1.      Menetapkan tujuan pembelajaran.
2.      Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
3.      Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.
4.      Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d.   Melaksanakan program pengajaran
1.      Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat.
2.      Mengatur ruangan belajar.
3.      Mengelola interaksi belajar mengajar
e.    Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
1.      Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
2.      Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan


BAB III
P E N U T U P


A.  Kesimpulan
            Setelah mengadakan  penelitian berupa karya ilmiah yang telah penulis lakukan penjelasan di bab terdahulu maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.                  Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu.
2.                  Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan peserta dalam pembelajaran.
3.                  Media pembelajaran sangatlah penting dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar karena dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut.

B. Saran
            Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, beberapa hal yang sebaikanya dilakukan oleh seorang dalam menigkatkan kwalitas pembelajaran khususnya meningkatkan kebiasaan sholat lima waktu yaitu :
1.                  Perlunya memilih media pembelajaran melaksanakan tugas sebagai seorang guru yang profesional
2.                  Guru hendaknya lebih kreatif dan jelih melihat persoalan yang dihadapi siswa terutama dalam hal pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
3.                  Guru hendaknya lebih banyak berinteraksi dengan siswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesulitan belajar siswa.

No comments:

Post a Comment