Tuesday, July 12, 2016

CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI


KATA PENGANTAR

Alhamdullillahhirobil alamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah TEMPAT RUANG DAN SISTEM SOSIAL tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Kendari, April 2015

Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
C.     Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Interaksi Sosial........................................................................................... 3
B.     Syarat Syarat Terjadinya Interaksi Sosial..................................................................... 4
C.     Kehidupan Yang Terasing ........................................................................................... 5
D.    Bentuk- Bntuk Interaksi Sosial.................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................... 13
B.     Saran............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 14

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
 Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi ada aksi ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, misalnya individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Contohnya guru/dosen mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat-syarat yaitu kontaks sosial dan komunikasi sosial. Kontaks sosial dapat berupa kontaks primer dan kontaks sekunder, sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati imitasi atau interaksi sosial yang didasari oleh Faktor meniru orang lain, setiap masyarakat, manusia selama hidup pasti mengalami perubahan- perubahan.
Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok,  perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas. Perubahan tersebut akan terlihat dalam susunan kehidupan masyarakat pada suatu waktu atau sekarang dibandingkan kehidupan masyarakat pada masa lampau. Hal tersebut diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern.  perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilaku, organisasi, susunan kelembagaan, masyarakat kekuasaan dan wewenang interaksi sosial dan sebagainya.






B.     Rumusan Masalah
1.        Bagaimana pengertian interaksi sosial ?
2.        Bagaiamana syarat-syarat terjadinya interaksi sosial ?
3.        Bagaiamana maksud dari kehidupan yang terasing ?
4.        Bagaiamana bentuk-bentuk interaksi sosial ?

C.     Tujuan
1.        Untuk mengetahui bagaimana pengertian interaksi sosial.
2.        Untuk mengetahui bagaiamana syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
3.        Untuk mengetahui bagaiamana maksud dari kehidupan yang terasing.
4.        Untuk mengetahui bagaiamana bentuk-bentuk interaksi sosial.













BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dimanis yang menyangkut hubungan antara orang orang,kelompokkelompok manusia.apabila ada 2 orang bertemu, interaksi sosial dimulai saat itu,mereka saling menegur,berjabat tangan,saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi, aktivitas semacam itu merupakan bentuk bentuk interaksi sosial.
Interaksi sosial antara kelomp[okkelomok manusia terjadiantara kelompok tersebut sebagai satu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi-pribadi anggotanya.sebagai contoh seorang guru menghadapimurid-muridnya yang merupakan satu kelompok manusia didalam manusia. Di dalam interaksi sosial tersebut,pada taraf pertama akan tampak bahwa guru memcoba untuk menguasaii  kelasnya supaya interaksi social berlangsung dengan seimbang,dimana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua belah pihak.
Berlangsunya suatu proses imteraksi di dasarkan pada berbagai faktor antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaaan tergabung.
Faktor sugesti apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh piihak lain.jadi proses ini sebenarnya hamper sama dengan proses imitasi akan tetapi titik tolaknya berbeda.berlangsunya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa oleh emosi,hal mana menghambat daya berfikirnya secara rasional.
Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin sifatnyayang otoriter.kiranya mungkin pula bahwa sugesti terjadioleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagiian tebesar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorangmerasa tertarik denganpihak lain.di dalamproses ini perasaanmemegan peranan yang sangat penting,walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahamipihak lain dan untukbekerja sama denganya.inilahperbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong dengan keinginan untuk belajar dari pihak lain yang kedudukanya lebih tinggi dan harus di hormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemapuan tertentu yang patut dijadikan contoh.Proses simpai akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana factor saling mengerti terjamin.

B.       SYARAT SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi 2 syarat,yaitu:
a.       Adanya kontak sosial
b.      Adanya komunikasi

Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yangartinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh),jadi artinya secara harfiah adalah bersama-samamenyentuh.secara fisik,kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah,sebagai gejala sosial itu tidak perluberarti suatu hubungan badaniah,oleh karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihaklain tanpa menyentuhnya,misalnya,dengan cara berbicara denganpihak lain tersebut.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk yaitu:
a.         Antara orang perorangan,misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan keluarganya,proses demikian terjadi melalui sosialisasi,yaitu suatu proses,dimana anggota masyaakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyakat dimana dia menjadi anggota.
b.        Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,misalnya apabila seseorang merasakan bahwa idalan-tindakanya berlawanan dengan orma-norma asyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan programnya.
c.         Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainya.umpamanya,dua partai plitik mengadakan kerjasama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga dalam pemilihan umum.atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya ,jembatan,dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka.
Suatu kontak dapat pula bersifat  primer atau sekunder.kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung betemu dan beradapan muka,misalnya apabiala orang-orang tersebut berjabat angan,saling senyum dan seterusnya.
Arti penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada erilaku orang lain(yang berwujud pebicaraan,gerak gerik badaniah atau sikap) perasaan-perasaan yang ingin  disampaikan  oleh orang tersebut.Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.apabila seorang gadis,misalnya menerima seikat bunga,dia akan memandang memcium bunga bunga tersebut,akan tetapi perhatian pertamanya adalah pada`siapa yang mengirimkan bunga-bunga tersebut,dan apa yang menyebabkan dia mengirimnya.
C.      KEHIDUPAN YANG TERASING
Kehidupan terasing dapat di sebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungn dengan orang-orang lainnya. Padahal, seperti di ketahui perkembangan jiwa seseorang banyak di tentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain. Banyak contoh, dimana anak-anak sejak kecil diasingkan dengan pergaulan dengan orang-orang lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan. Mereka tak dapat berbicara dan tak dapat berperilaku sebagai manusia biasa. Secara fisik saja mereka tampaknya sebagai manusia, tetapi perkermbangan jiwanya jauh terbelakang. Dalam salah satu sebuah karangannya , kingsley davis pernah menelaah perihal sesaeorang anak usia lima tahun (namanya ana) yang  selama hamper seluruh rumah petani di pennsylyana. Anak yang bernama anna tersdebut menunjukan sifat-sifat yang berlainan sama seakali dengan anak lain yang seusianya dia tidak dapat berjaslan, tak dapat mendengar dengan sempurna, tak dapat makan seperti manusia dan seterusnya.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salah satu indranya. Seseorang yang sejak kecil butas dan tuli, misalnya, mengasingkan dirinya dari pengaruh-pengaruh kehidupan yang tersalur melalui kedua indra tersebut.




D.      BENTUK- BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk interaksi social dapat berupa kerja sama (cooperation) persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat di terima untuk sementara waktu, proses mana dinamakan akomodasi (acomondation), dan ini berarti bahwa kedua bela pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat interaksi social. Keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam arti bahwa interaksi itu mulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
      Gillin dan gillin pernah mengadakan pengolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social, yaitu:
1.      Proses yang asosiasif (processes of association) yang terbagi kedalam empat bentuk khusus lagi yaitu:
a.       Kerja sama (cooperation)
b.      Akomodasi
c.       Asimilasi
d.      Akulturasi

2.      Proses yang diasosiatif (processes of dissociation) yang mencakup:
a.       Persaingan
b.      Kontravensi (contravension)
c.       Pertikaian
d.      Konflik (conflict)








1.        Proses-proses yang asosiatif
a.        Kerja sama (cooperation)
Beberapa orang sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk intraksi social yang pokok. Sebaliknya , sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahmkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sisoal atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerja sama. Misalnya, ada orang berkelahi mereka harus saling bekerja sama untuk saling bertinju. Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia  untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.
Dikalangan masyarakat Indonesia dikenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama gotong-royong. Di dalam sistim pendidikan Indonesia yang tradisional, umpamanya, sejak kecil tidak ditanamkan ke dalam jiwa seseorang suatu pola perilaku agar dia selalu hidup rukun, terutama dengan keluarga dan lebih luas lagi dengan orang lain dalam masyarakat. Hal mana disebabkan adanya suatu pandangan hidup bahwa  seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerja sama dengan orang lain. Pandangan hidup demikian ditingkatkan dalam taraf kemasyarakatan, sehingga gotong-royong sering kali diterapkan untuk menyelenggarakan suatu kepentingan.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana bentuk kerja sama merupakan unsure dari sistim  nilai-nilai  sosialnya sering kali dijumpai keadan-keadan di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak mempunyai inisiatif ataupu daya kreasi, oleh karena orang perorangan terlalu mengandalkan pada bantuan dari rekan-rekannya. Terlepas dari apakah terdsapat akibat-akibat positif atau negative , kerja sama sebagai salah satu bentuk interaksi social merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat dimana pun juga. Walaupun secara tidak sadar kerja sama tadi mungkin timbul terutama didalam keadaan-keadaan di mana kelompok tersebut mengalami ancaman dari luar.




b.        Akomodasi
     Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Ø  Bentuk-bentuk akomodasi
a.        Coercion
Coeration merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana terjadi karena adanya paksaan dari pihak yang dominan atau yang berkuasa terhadap pihak yang minoritas atau yang lemah, yang dalam pelaksanaannya dapat terjadi baik secara fisik (langsung) maupun secara psikologis (tidak langsung).
Contoh : perbudakan yang terjadi di benua Amerika yang dilakukan oleh orang- orang kulit putih terhadap orang- orang kulit hitam yang ada di sana karena orang- orang kulit putih diyakini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang- orang yang berkulit hitam.
b.        Compromise
       Compromise merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana pihak- pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Selain itu, compromise dapat dilaksanakan apabila salah satu pihak bersedia untuk memahami dan merasakan kedaan dari pihak yang lainnya dan sebaliknya.
       Contoh : korban penggusuran bangunan liar yang terjadi di Jakarta dengan pihak pemerintah daerah setempat di mana pihak dpemerintah setempat ingin menertibkan kota Jakarta dari bangunan- bangunan liar yang merusak keindahan kota Jakarta. Oleh karena hal tersebut maka pihak pemerintah daerah tersebut memberikan ganti atas bangunan- bangunan yang digusur demikian pula dengan para korban penggusuran yang bersedia pindah dari tempat mereka yang semula dan mulai membangun tempat tinggal di daerah lain.
c.         Arbitration
       Arbitration merupakan salah satu cara untuk mencapai compromise apabila pihak- pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri, yaitu dengan dipilihnya pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau suatu lembaga yang lebih tinggi kedudukannya dari pada pihak- pihak yang bertentangan tersebut dalam mengambil keputusan.
       Contoh : perselisihan yang terjadi antara Belanda dan Indonesia dalam memperebutkan Irian Jaya pada waktu yang lalu. Kedua belah pihak tidak dapat mencapai compromise, maka dipilihlah salah satu badan dari PBB yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pemerintahan Belanda dan Indonesia sebagai penengah yang mengambil keputusan.
d.        Mediation
       Mediation merupakan suatu bentuk dari akomodasi yang menyerupai arbitration dimana dalam proses ini memerlukan pihak ketiga sebagai penengah yang bertugas untuk mengusahakan perdamaian di antara kedua belah pihak yang berselisih tetapi pihak ketiga tersebut hanya bertindak sebagai penengah dan tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan karena keputusan yang ada tetap berada di tangan pihak yang berselisih.
       Contoh : Badan Penasihat Hukum yang ada di Indonesia, dalam pelaksanaannya sebagai sebuah lembaga yang hanya bertugas untuk menasihati atas segala perselisihan- perselisihan yang terjadi di Indonesia namun lembaga ini tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan dalam setiap perselisihan tersebut.
e.         Conciliation
       Conciliation merupakan suatu bentuk dari akomodasi dengan mengusahakan segala sesuatu untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak- pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
       Contoh : dibentuknya suatu badan yang menjadi wadah dari setiap agama yang ada di Indonesia dalam upaya menangani keinginan- keinginan yang ada di setiap agama dan menyelesaikan konflik agama yang terjadi namun terdapat dalam suatu naungan Departmen Agama
f.         Toleration
       Toleration merupakan suatu bentuk dari akomodasi yang terjadi tanpa adanya persetujuan yang formal yang timbul secara tidak sadar dan tanpa dirncanakan karena watak dari setiap orang- perorangan atau kelompok- kelompok masyarakat yang ada.
       Contoh : Apabila seseorang yang baru berada di sebuah lingkungan sosial yang asing selama satu hari dengan tidak mengetahui aturan- aturan maupun kebiasaan- kebiasaan yang ada di daerah asing tersebut. Maka, secara tidak sadar orang- orang yang berada di lingkungan tersebuat akan mentoleransi setiap kesalahan- kesalahan yang dilakukan oleh orang baru tersebut.
g.      Stalemate
       Stalemate merupakan sebuah bentuk dari akomodasi di mana pihak- pihak yang bertentangan karena memiliki kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya yang disebabkan oleh ketidakmungkinan yang terjadi untuk maju atau mundur.
       Contoh : perang yang terjadi antara Israeldan Irak yang tidak memiliki titik temu dan juga sama- sama memiliki kekuatan yang sama diantara kedua belah pihak tersebut sehingga mengakibatkan ketidakmungkinan untuk mundur maupun terus maju yang berdampak pada sulitnya mencari inti dari segala perselisihan yang ada.
h.        Adjudication
       Adjudication merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana penyelesaian suatu perkara atau sengketa di pengadilan.
       Contoh : perkara yang terjadi antara seorang penyanyi, Andien dengan mantan managernya, Andhika, dalam hal penggelapan uang selama menjadi managernya yang harus diselesaikan di pengadilan karena tidak ditemukannya itikad baik dari pihak Andhika untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara kekeluargaan dan secara baik- baik.



Ø  Hasil-hasil Akomodasi
a.         Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
b.        Menekankan Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain.
c.         Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda.
d.        Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah.
e.         Perubahan-perubahan dalam kedudukan
f.         Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi

c.          Asimilasi (Asimilation)
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Secara matematis proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D. Bila kedua
kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok
masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
a.         Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
b.        Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
c.         Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
d.        Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e.         Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
f.         Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
g.        Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
seperti berikut.
a.       Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
b.      Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
c.       Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
d.      Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
e.       Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
f.       Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling). Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
g.      Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Contoh sederhana asimilasi :
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango.

E.       Akulturasi
Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli. Lamanya proses akulturasi sangat tergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya luar yang masuk. Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat. Contoh: Candi Borobudur merupakan  perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia; musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek kehidupan sosial di masyarakat. Semakin kita sering berinteraksi dengan orang lain maka kompetensi kita dalam hidup di masyarakat akan meningkat. Interaksi sosial mempunyai fungsi untuk mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-proses sosialnya.
Terdapat dua bentuk dalam interaksi sosial diantaranya adalah assosiatif dan dissosiatif, assosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang mendorong terciptanya keteraturan sosial. Sedangkan disssosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang mengarah pada ketidak teraturan pola sosial. Ada empat faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu, imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati. Dalam bimbingan dan konseling interaksi sosial mempunyai  peran yang salah satunya adalah dapat meningkatkan kemampuan konseli untuk hidup dalam lingkup sosial masyarakat.

B.     Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai Dr. Duddy Mulyawan’s Site
Nurdin, Muhetal. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Pusat Perbukuan      Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang.



No comments:

Post a Comment