BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang
berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik
mau belajar (KBBI). Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran dalam 4 hal :
learning to know, learning to do, lerning to be, learning to life together. Uu
No. 20/2003 tentang Sisdiknas (pasal 1): pendidikan adalah usaha sadar dan
Terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, Kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang Diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang
arsitek yang professional, sebelum ia membangun sebuah gedung, terlebih dahulu
ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai denga struktur dan kondisi tanah,
selanjutnya ia akan menentuka berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya
yang diperlukan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang
dibutuhkan.mengapa seorang arsitek perlu melakukan semua itu? Itulah pentingnya
perencanaan, begitu juga halnya dalam pembelajaran.
Berangkat
dari hal tersebut diatas guru memilik peranan yang strategis sebagai perancang/
perencana pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil dan bermutu.
Perencanaan yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu sendiri
merupakan proses awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun
dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan keinginan yang membuat perencanaan.Dan
yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat haruslah dapat dlaksanakan
dengan mudah dan tepat sasaran, bukan malah membuat sulit pelaksanaanya.
Begitu
halnya dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan
target atau tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Disini Guru yang
bertugas membuat perencanaan pembelajaran dituntut harus dapat menyusun
berbagai program yang terkait dengan pengajaran sesuai dengan metode,
pendekatan dan strategi yang akan digunakan.
Begitu
urgennya perencanaan pembelajaran ini dalam pendidikan, maka dalam makalah yang
berjudul “perencanaan pembelajaran” ini akan dibahas hal-hal
yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
perencanaan pembelajaran?
2.
Apa saja yang termasuk Komponen
Perencanaan Pembelajaran?
3.
Apa saja yang termasuk Jenis-jenisPerencanaan
Pembelajaran?
4.Apa sajakah Kriteria
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran?
5.
Langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam Penyusunan
PerencanaanPembelajaran?
6.Apakah Manfaat
Perencanaan Pembelajaran?
7. Apakah Fungsi
Perencanaan Pembelajaran?
8. Bagaimanakah Hubungan
Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran?
C. Tujuan
1.Untuk Memberitahu
kepada pembaca pengertian perencanaan pembelajaran, komponen perencanaan
pembelajaran, jenis-jenis dan kriteria penyusunannya.
2.Untuk memberi informasi
tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mentusun perencanaan
pembelajaran, manfaat, dan fungsi serta hubungan perencanaan pembelajaran dan
desain pembelajaran.
D. Manfaat
Makalah
ini dapat melatih penulis dalam penyusunan makalah, selain itu
juga adalah :
1.Bagi
para pembacadapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya Perencaan
Pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.
2.Merupakan
sumbangan pemikiran berkenaan Perencanaan Pembelajaran yang dapat merubah paradigma
pembelajaran ke arah yang lebih maju, kondusif dan berkualitas.
3. Sebagai bahan
pelajaran dan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Dilihat
dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata
perencanaan dan pembelajaran.Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu
pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Kaufman (1972) perencanaan adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan
”kemana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ”ke tempat” itu dengan cara
efektif dan efisien.
Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur :
1. Adanya
tujuan yang harus dicapai (tujuan merupakan arah yang harus dicapai).
2.
Adanya strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan keputusan
yang harus dilakukan oleh seorang perencana).
3.
Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan).
4.
Implementasi setiap keputusan (implementasi adalah pelaksanaan dari strategi
dan penetapan sumber daya).
Berdasarkan
unsur perencanaan yang telah dikemukaan diatas, jadi perencanaan bukanlah
khayalan atau angan-angan yang ada dalam benak seseorang melainkan
dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis. Perencanaan merupakan
hasil proses berpikir yang mendalam; hasil dari proses pengkajian dan mungkin
penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai
efektivitas dan efisiensi.
Sedangkan
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,bakat dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa. Pembelajaran adalah terjemahan dar ”instruction”, menurut Gagne (1992)
”instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning
is facilitataed”. Oleh karena itu mengajar merupakan bagian dari pembelajaran
(instruction) dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang
atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tesedia untuk digunakan
atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Secara
garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa
yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai
untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan
disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang
diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
Dari
pemaparan di atas, maka konsep perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1.Perencanaan
pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
2.Perencanaan
pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
3.Perencanaan
pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan.
B. Komponen
Perencanaan Pembelajaran
Yang
dimaksud dengan Perencanaan pembelajaran berdasarkan beberapa pendapat, yakni;
1.
Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan
apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan
dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/ bahan apa yang akan
disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang
diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
2.
Perencanaan Pembelajaran sebagai pedoman mengajar bagi guru/ calon guru dan
pedoman belajar bagi siswa.
3.Perencanaan
Pembelajaran merupakan acuan jelas, oprasional, sistematis sebagai pedoman guru
dan siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
Perencanaan Pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk
setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilakukan. Karakteristik
Pembelajaran Mikro, setiap unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan, dan
ada penekanaan terhadap jenis keterampilan apa yang akan dilatihkan.
Kesimpulan
yang ditarik dari benang merah diatas, Perencanaan Pembelajaran adalah proses
memperoyeksikan dari setiap komponen pembelajaran.
Pada dasarnya komponen perencanaan ada 3, antara lain;
1.Tujuan Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan
guru dalam proses belajar mengajar, karena dengan perencanaan itu akan
ditunjukkan tujuan yang harus dicapai (visi,misi dan sasaran). Dengan kata
lain, tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa adanya
tujuan kegiatan pembelajaran/ pendidikan tidak akan berarti dan tidak
terkandali. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi – misi atau sasaran
dan merupakan hal yang abolut dan tidak dapat ditawar lagi.
2.
Bagaimana Perencanaan Itu Dimulai
Perencanaan
harus dimulai dari titik yang pasti, dalam arti tidak dimulai dari nol sama
sekali, melainkan dimulai dari tingakat yang telah dicapai selama ini. Disini
mangindikasikan bahwa pendidikan itu bersifat continue, yang dalam
pelaksanaanya pun harus mengembangkan apa yang telah dicapai sebelumnya, tak
ubahnya dalam perencanaannya.
3.Cara
Pencapain Tujuan
Merupakan
alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang
telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan,
juga strategi yang kemungkinannya sedikit banyak tergantung pada kemamuan untuk
memilih man yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut
Ralph W. Tyler (1975) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi empat
unsur yaitu:
1.Tujuan
Pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran,
yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari
segi pengatahuan keterampilan dan sikap.
2.Isi Pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang
akan dipelajari siswa.
3.Kegiatan
Pembelajaran.
4.Evaluasi,
evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan
dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.
C. Jenis-jenis
Perencanaan Pembelajaran
1.
Perencanaan Permulaan (Preliminary Planning)
Perencanaan
ini sangat diperlukan oleh guru- guru baru dan guru yang baru mulai tugasnya
disuatu skekolah.Dari tugasnya ini perlu mengadakan serangkaian penyesuaian
diri terhadap situasi- situasi baru, membantu murid dalam belajar, memberi
kesan yang menyenangkan bagi murid, sehingga menjadi betah bersekolah.
2.Perencanaan
Tahunan
Perencanaan
ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang. Langkah – langkahnya :
a.Menentukan
tujuan pembelajaran.
b.
Menyusun skor pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c.Mengorganisasikan isi pelajarandalam bentuk
masalah – masalah atau unit – unit atau minat siswa.
d.
Menentukan metode mengajar.
3.Perencanaan
Hari Pertama
Dalam
rencana ini memuat; melaksanakan hal- hal yang bersifat rutin, prosedur dan
bahan pengajaran, pengaturan tempat duduk murid, cara pendekata guru dengan
murid dan lain- lain.
4.
Perencanaan Terus Menerus
Di
sini dimaksudkan untuk merevisi rencana yang telah dibuat sebelumnya, karena
rencana yang telah disusun sebelumnya itu masih dalam tartaran garis besarnya
saja.Juga dalam perencanaan ini merupakan kelanjutan dari perencanaan yang
sebelumnya.
5.Perencanaan
Bersama (Resource Unit)
Dalam
perencanaan ini, penyusunan rencana menjadio tanggung jawab bersama dari semua
guru, kepala sekolah, penilik, dan pengawas. Mereka bersama- sama dalam suatu
kelompok kerja menyusun suatu rencana yang luas yang dapat menjadi pegangan
para guru.
6.
Mengikutsertakan Murid Dalam Perencanaan
sebelum
membuat perencanaan dengan murid, guru terlebih dahulu menyusun pre- planning
dan telah mengadakan penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat murid,
sehingga pre- planning itu dapat sejalan dengan keiinginan mereka dan
menghindari perubahan- perubahan yang tidak perlu.
7.Perencanaan
Jangka Panjang
Aspek-aspeknya
antara lain;
a.
Perumusan tujuan- tujuan pembelajaran.
b.Memilih
isi dan kegiatan belajar.
c. Mengorganisasi
isi menjadi unit-unit. Belajar.
d. Menyusun
unit- unit belajar.
e.Mengadakan
seleksi atas prosedur- prosedur mengajar.
f. Mempertimbangkan
metode evaluasi yang akan digunakan.
g.
Perencanaan pengajaran unit
h. Perencanaan
harian dan mingguan
Rencana
ini berisikan rencana harian dan mingguan untuk setiap mata pelajaran, dan
untuk rencana ,mingguan dibuat secara garis besarnya saja.
8.Rencana
Kerja Harian
Rencana
kerja harian terdiri dari dua kegiatan, yaitu; resitasi dan directed study.
Dimana kedua kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan unit dan tujuan pembelajaran.Selain
itu menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a.
Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh.
b.
Perencanaan meso, kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian
dijabarkan lebih rinci kedalam program dalam dimensi yang lebih kecil.
c.
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan
merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso.
Menurut,
maka perencanaan dapat dibagi menjadiTelaahnya :
a.Perencanaan
strategis yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan,
pengalokasikan sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai
pedoman
b.
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c.
Perencanaan operasional, yakni perencanaan bersifat spesifik dan berfungsi
memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu program atau proyek, baik
tentang aturan, prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam:
a. Perencanaan
jangka panjang yaitu perencanaan yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25
tahun.
b.Perencanaan
jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan
10 tahun.
c.Rencana
jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3
tahun.
D. Kriteria
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Dibawah
ini dijelaskan beberapa criteria penyususnan perencanaan perencanaan :
1. Signifikansi
Bahwa
perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar prosespembelajaran berjala
efektif dan efisien.
2. Relevan
Bahwa perencanaan yang kita susun memiliki kesesuaian baikinternal maupun
eksternal.
3. Kepastian
Bahwa perencanaan pembelajaran tidak lagi memuat pilihan – pilihan akan tetapi
berisi langkah – langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis dimana
guru menentukan langkah – langkah yang sesuai dan dapa diimplementasikan.
4. Adaptibilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.
5. Kesederhanaan
Sederhana disini maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran harus mudah
diterjemahkan dan mudah diimplementasikan tidak rumit.
6. Prediktif
Perencanaan dapat menggambarkan ”apa yang akan terjadi, seandainya...”
E. Langkah
– langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Merumuskan
Tujuan
Dalam
merancang pembelajaran tugas guru yang utama dalah merumuskan tujuan
pembelajara khusus beserta materi pelajarannya. Rumusan tujuan pembelajaran
menurut Bloom (1956) harus mencakup 3 aspek :
a.
Domain Kognitif.
b. Domain
Afektik.
c. Domain
Psikomotor.
2. Pengalaman
Belajar
Memilih
pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tjuan pembelajaran.
Belajar bukan hanya mencatat danmeghafal akan tetapi proses berpengalaman.
3.
Kegiatan Belajar Mengajar
Menentukan
kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya guru dapat merancang
melalui penedekatan kelompok atau individual.
4.
Orang-orang Yang Terlibat
Perencanaan
pembelajaran bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam
proses pembelajaran. Orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran khususnya
yang berperan sebagai sumber belajar meliputi guru dan juga tenaga profesional.
5.
Bahan dan Alat
Penyeleksian
bahan dan alat juga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran.
6.
Fasilitas Fisik
Fasilitas
fisik merupakan faktor yang juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran. Fasilitas fisik dapat digunakan melalui proses perencanaan
yangmatang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya sokongan
finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.
Perencaaan Evaluasi dan Pengembangan
Melalui
evaluasi kita dapat melihat keberhasilan perencanaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil
belajar siswa akan memberikan informasi :
a.
Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran
b.
Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar.
c. Kelengkapan
tujuan pembelajaran khusus.
d.
Kelemahan – kelemahan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
mencapa tujuan pembelajaran.
F. Manfaat
Perencanaan Pembelajaran
Ada
beberapa manfaat yang didapat dari perencanaan pembelajaran :
a.
Melalui proses perencaan yang matang kita akan terhindar dari keberhasilan yang
untung-untungan.
b.
Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
c.
Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
d. Perencaaan
akan membeuat pemebelajaran sistematis
Perencanaan
pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan
pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu:
1.sebagai
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan;
2.
sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan;
3.sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid;
4.sebagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja;
5.untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6. untuk
menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Sedangkan
penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan
bermanfaat untuk:
1.Menghindari
duplikasi dalam memberikan materi pelajaran.
Dengan
menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dan pemberian materi
pelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan
konsistensi kompetensi yang ingin dicapai mengajarkan suatu mata pelajaran.
Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang
mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari
kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3. Meningkatkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempurnaan siswa.
4.
Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi akan lebih
dipermudah dengan menggunakan tolok ukur standar kompetensi
5. Memperbarui
sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis
kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasar pencapaian
kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan
dengan hasil belajar siswa yang lain.
6.
Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman
belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan belajarnya.
G. Fungsi
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya seperti dijelaskan berikut :
a.
Fungsi kreatif
b.
Fungsi inovatif
c.
Fungsi selektif
d. Fungsi
komunikatif
e.
Fungsi prediktif
f.
Fungsi akurasi
g.
Fungsi pencapaian tujuan
h. Fungsi
control
Selain
beberapa fungsi diatas, ada juga beberapa fungsi dari perencanaan pembelajaran
itu sendiri adalah :
1.Memberi
penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai tujuan tersebut.
2.membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa pencapaian
tujuan pembelajaran.
3.menembah
keyakinan guru terhadap nilai- nilai yang terkandung dalam pengajaran yang
diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.membantu
guru dalam rangkan mengenal kebutuhan- kebutuhan murid.
5. mengurangi
kegiata yang bersifat trial dan error.
Konsep
perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1.
Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem
pengajaran.
2.
Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi
pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.
Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan
situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang
lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5.
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran
secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori
pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan
ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang
sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan
evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.
6. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan
memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang
dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah
sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan
mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut
dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin
ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.Kurikulum khususnya
silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran,
namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru
merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.
Perlu diperhatikan juga hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan
pembelajaran, yaitu memperhatikan hal – hal yang harus dipersiapkan :
1. Memahami kurikulum.
2. Menguasai bahan
pengajaran.
3. Menyusun program
kerja.
4. Melaksanakan
program kerja.
5. Menilai
program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
H. Hubungan
Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan
persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran
beserta aktifitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran
yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
Sedangkan
menurut Gentry (1994), berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan
proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai
tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian
tujuan.
Perencanaan
Pembelajaran berbeda dengan Desain Pembelajaran, namun keduanya saling
berkaitan dan berhubungan sebagai program pembelajaran.Perencanaan pembelajaran
disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dengan
demikian, perencanaan merupakan kegiatan menterjemahkan kurikulum sekolah
kedalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Shambaugh dan Magliaro, 2006).
Walaupun
perencanaan pebelajaran berkaitan erat dengan desain pembelajaran. Perencanaan
lebih menekankan pada proses pengembanagan atau penerjemahan suatu kurikulum
sekolah, sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran
untuk membantu proses belajar siswa seperti yang dikemukakan Zook (2001) desain
pembelajaran adalah ”a systematic thingking process to help learners learn”.
Dengan
demikian, pertimbangan dalm menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan
pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu lembaga; sedangkan
pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan desain pembelajaran adalah siswa
itu sebagai individu yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran.
1.
Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas
pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu
dirancang.Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan
perancangnya.Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah.Jika bersifat
intuitif, rancangan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak
perancangnya.Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan
pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para
ilmuwan pembelajaran. Di samping itu, pendekatan lain adalah pembuatan
rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara
keduanya, sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan
pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran
yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Berdasarkan
tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan
pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila hanya digunakan
secara terpisah.Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar,
misalnya teori behavioristik yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Teori pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu
informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada
psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan
pengetahuan ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan basil
belajar berupaterbentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap.
2.
Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan
Seseorang
belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku
belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar
itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat
dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat.
Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa
bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran tidak
diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa
siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin
maju pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu
kelompok tertentu akan banyak mengalami hambatan karena perbedaan
karakteristik siswa yang tidak diperhatikan. Hal lain yang merupakan
karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual siswa, tingkat motivasi,
kemampuan berpikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal, dan lain-lain.
Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembela mau tidak mau harus
diacukan pada pertimbangan ini.
3.Desain
Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan
Hasil
pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring).
Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat
diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang
dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran atau hasil
pengiring. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil nyata
yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati
setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada
ranah sikap.Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara
kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama terintegrasi keseluruhan hasil
langsung pembelajaran.
4. Desain
Pembelajaran Diarahkan pada Kemudahan Belajar
Sebagaimana
disebutkan di atas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan
perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku
belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan
memberikan peluang dicapainya basil pembelajaran. Di samping itu, peran guru
sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksanaan evaluasi baik
formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk
belajar.Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah
terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran.Jika hal
ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah
terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
5.Desain
Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain
pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut
memengaruhi belajar.Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan
dalam merancang pembelajaran.Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi,
metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua
variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan harus
diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran,
karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Adapun variabel metode
pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran
dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi
pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi
pengelolaan pembelajaran.Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua
akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti
keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran.
6.
Desain Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan
Inti
dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Fokus utama perancangan
pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel
metode pembelajaran.Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada
analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana
kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah
itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari
setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai
kondisi nyata yang ada dan hasil pembelajaran yang diharapkan.
Ada tiga prinsip yang
perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga
prinsip tersebut adalalah
1).
tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua
kondisi,
2).
metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan
konsisten pada hasil pembelajaran, dan
3).
kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
perencanaan
pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh
suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian
tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan.Kompenen- komponen
perencanaan pembelajaran diantaranya; tujuan, bagaimana perencanaa itu dimulai,
cara mencapai tujuan. Jenis – jenis perencanaan pembelajarann diantaranya;
perencanaan permulaan, perencanaan tahunan, perencanaan untuk hari pertama,
perencanaan terus menerus, mengikutsertakan murid dalam peremcanaan,
perencanaan jangka panjang, perencanaan pengajaran unit, perencanaan harian dan
mingguan, dan rencana kerja harian. Fungsi perencanaan pembelajaran ; Memberi
penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai tujuan tersebut,
membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa
pencapaian tujuan pembelajaran, menembah keyakinan guru terhadap nilai - nilai
yang terkandung dalam pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
hal
yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pembelajaran, yaitu memperhatikan
hal – hal yang harus dipersiapkan : Memahami kurikulum, Menguasai bahan
pengajaran. Menyusun program kerja, Melaksanakan program kerja, Menilai program
pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Perencanaan pembelajarn dan desain pembelajaran berkaitan erat.
B.
Saran
Perencanaan
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran Oleh
karena itu harus dikerjakan secara sungguh – sungguh dan bukan hanya untuk
memenuhi syarat administrasi akademik atau sekedar untuk menyenangkan pengawas.
Selain dikerjakan secara sungguh – sungguh guru juga harus pandai merencanakan
perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.