B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju
pendidikannya. Karena pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi
berkembang dan berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah
yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam pikiran semua orang dalam suatu
bangsa. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan
karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang mengiringnya. Karena itu, sebuah
peradapan yang memperdayakan akan lahir dari suatu pola pendidikan dalam skala
luas yang tepat guna dan efektif bagi konteks dan mampu menjawab segala
tantangan zaman.
Pendidikan
yang maju tidak bisa lepas dari peran serta guru sebagai pemegang kunci
keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina
dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati
sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. Guru mempunyai tanggung
jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa,
yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari
pelajaran.
Sebagai
tenaga pendidik yang memiliki kemampuan kualitatif, guru harus mneguasai ilmu
keguruan dan mampu menerapkan strategi pembelajaran untuk mengantarkan siswanya
pada tujuan pendidikan, dalam hal ini pendidikan agama misalnya, yaitu
terciptanya generasi mukmin yang berkepribadian Ulul Albab dan insan kamil.
Banyak model pembelajaran di sekolah yang bisa diaplikasikan oleh guru. misalnya,
model pembelajaran secara terpadu, baik dengan pusat-pusat pendidikan -orang
tua, masyarakat, dan sekolah-, maupun terpadu dengan materi lain.
Oleh
sebab itu, guru harus memperolah tempat yang layak dalam pembangunan karakter
bangsa serta menghargai dan sekaligus memberdayakan guru dalam konteks
reformasi pendidikan adalah wajib hukumnya. Sebab, profesionalitas guru
merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Guru
harus dihargai dan diberdayakan sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
Namun
pada kenyataannya tidak mudah menjadi seorang guru yang mampu menjadikan
siswanya manusia yang berkualitas dan berakhlak karimah menuju arah kehidupan
yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Sejumlah syarat yang yang dapat menjawab tantangan dan peluang pembelajaran
serta menyusun strategi pembelajaran yang unggul dan profesional.
Profesionalisme keguruan bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar dan
skilled, akan tetapi bagaimana mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
siswa menjadi aktual. Di sinilah kepribadian profesional guru diidamkan.
Media
pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang dalam mengajarkan ilmu di
sekolah yang memiliki tujuan memberikan nilai tambah bagi seorang guru,
sehingga membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai
dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan, sehingga
pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan, disamping
materi sosial, pengetahuan peta pada siswa sering juga membuat mereka cenderung
bosan dan tidak menarik. Sehingga timbal permasalahan bagi nilai siswa disetiap
akhir pembelajaran.
Sifa
media pembelajaran tersebut membawa konsekwensi terhadap proses belajar
mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris , terutama
guru yang menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang
terlibat atau cenderung pasif. Dalam metode ceramah terjadi dialog
imperatif, padahal dalam proses belajar
mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan secara
menyeluruh baik pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotorik (keterampilan
salah satunya sambil menulis).
Jadi
dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang da[pat dilihat, memberikan desempatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan , sehingga terjadi dialog
imteraktif. Situasi belajar sepaerti ini akan dapat tercipta melalui
penggunaan pendekatanpartisipatoris.
Dengan
menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan di negara
kita, disamping itu pula dapat meningkatkan kemampuan guru sehingga dapat
menjadi guru yang profesional, sehingga korelasi ini dapat diharapkan terwujud
sesuai dengan yang diamatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
B. Pengertian
Upaya
mewujudkan guru menjadi pendidik yang profesional sebagai tempat komunikasi belajar
bisa dibilang sulit tapi juga bisa menjadi mudah. Mudah dikarenakan pendidik sebagai
tempat persemaian ilmu pengetahuan dan tempat dimana ide-ide serta impian
dijalankan. Dengan demikian ide untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas
pembelajar sangat relevan.Hal utama yang perlu dipahami adalah siapa saja yang
terlibat dalam komunitas belajar. Mereka adalah siswa, guru, orang tua bahkan
tata usaha sekolah. Jadi anggapan selama ini di masyarakat yang mengatakan
bahwa sekolah merupakan tempat belajar hanya bagi bagi siswa tidaklah benar.
Berikut beberapa pernyataan yang
bisa membantu terbentuknya komunitas belajar di sekolah;
“Komunitas merupakan hal yang sangat
penting”, menjadi tugas sekolah yang
sangat penting untuk membawa siswa dan guru bersama-sama kedalam sebuah
komunitas yang mendukung pertumbuhan guru dan siswa sebagai pribadi maupun
kelompok. Banyak tempat yang bisa menjadi ladang persemaian hal ini, di kelas,
dirumah maupun lewat dunia maya.
“berpikir kritis”- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa dan guru berpikir
secara kritis, dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri misalnya dengan
pertanyaan, “mengapa kita mengajar apa yang kita ajarkan?”
” Mengambil resiko” – sekolah secara aktif membuat siswa dan guru mau
mengambil resiko dalam kaitan pencarian terhadap hal yang paling penting dalam
kehidupan mereka sebagai pembelajar. Denga demikian masukan aspek refleksi
siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
” Berpusat pada siswa” - Sekolah sedapat mungkin menyiram guru dan siswa dengan
gagasan-gagasan serta informasi, membuat guru dan siswa mau terus mencari
pengetahan dengan cara yang tidak harus sama. Tentu saja dikarenakan sebagai
pribadi tiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda tetapi semuanya
diupayakan agar punya pengaruh positif pada komunitas di sekolah
“Keberagaman”- Sekolah sebagai lembaga, punya peran aktif dalam membuat
suasana yang nyaman dari sisi komunikasi sehingga sekolah bisa dengan cepat
menerima beragam masukan. Hal ini berarti pihak yang memberi masukan juga akan
senang hati memberikannya pada pihak sekolah sambil berpikir bahwa masukan yang
akan diberikannya akan ditindak lanjuti.Maklum unsur sekolah biasanya terdiri
dari beragam unsur dan beragam pula latar belakangnya, baik sosial maupun
pengetahuan.Hal yang paling praktis adalah mengadakan pelatihan singkat bagi
tenaga pendukung di sekolah dari tenaga pembersih samai satpam, sampaikan apa
yang sekolah harapkan dari peran mereka.
“Menumbuhkan semangat pembelajar”- Sekolah sedapat mungkin membuat siswa, guru , administrasi
dan orang tua agar mau terus tumbuh dan belajar. Libatkan tata usaha dan orang
tua dalam workshop pendidikan disekolah merupakan ide yang brilyan.
“Berinovasi”- Dengan menyertakan semua unsur dalam institusi, sekolah
berusaha terus melakukan inovasi dalam hal teknologi serta hal lain yang
sejalan dengan kemajuan jaman.
“Sekolah yang baik meluluskan orang
yang baik pula”- Sekolah selalu berusaha untuk
mengajarkan siswa mereka perduli dan menghargai amal baik serta mau
berpartisipasi dalam masyarakat lewat program yang dirancang dengan baik pula
misalnya program ‘community service’.
C. Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas permasalahan dunia pendidikan kita
adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui media pembelajaran,
karena guru merupakan agen pembelajaran di sekolah dan diharapkan ditangan guru
inilah akan melahirkan generasi-generasi yang berkualitas yang mampu
mengemban tugas negara di masa yang akan datang.
BAB
II
P
E M B A H A S A N
A. Media
Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan
tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2)
“media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah
“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya
ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
b. Jenis – Jenis
Media Pembelajaran.
Banyak
sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi
dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media.
Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan
media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16)
yaitu :
1. Gambar
diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead
proyektor.
2. Gambar
gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.
3. Rekaman
bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda
– benda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional
berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan
media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut :
1. Dilihat
dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media
Audio Visual.
2. Dilihat
dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan
media pengajaran individual.
3. Dilihat
dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah
dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat
dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.
c. Manfaat Media Pembelajaran.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara
umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya):
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya):
1. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
2. Dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif siswa.
3. Dapat
menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan
Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1. Membuat
konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2. Membawa
obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3. Manampilkan
obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4. Menampilkan
obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5. Memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat.
6. Memungkinkan
siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7. Membangkitkan
motivasi belajar
8. Memberi
kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9. Menyajikan
informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
10. Menyajikan informasi
belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang).
11. Mengontrol arah
maupun kecepatan belajar siswa.
d. Prinsip
– Prinsip Memilih Media Pembelajaran
Setiap
media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1. Harus
adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah
pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah
untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD,
SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan
warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran
pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik
Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu,
baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu
memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran
secara bervariasi.
3. Alternatif
Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran
mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau permasalahan secara tuntas.
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau permasalahan secara tuntas.
B. Tugas Guru
Guru
memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas
tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke
dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang
diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama
dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal
akan tertanam dalam diri siswa.
Guru
adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan
tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan
seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari
potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat
bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.
C. Peran Seorang Guru
C. Peran Seorang Guru
a. Dalam Proses Belajar Mengajar
Sebagaimana
telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam
proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator,
konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang
dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1. Demonstrator
2. Manajer/pengelola
kelas
3. Mediator/fasilitator
4. Evaluator
b. Dalam Pengadministrasian
Dalam
hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan
sebagai:
1. Pengambil
insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan.
2. Wakil
masyarakat
3. Ahli
dalam bidang mata pelajaran
4. Pelaksana
administrasi pendidikan
c. Sebagai Pribadi
Sebagai
dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
1. Petugas
social.
2. Pelajar
dan ilmuwan.
3. Orang
tua.
4. Teladan
5. Pengaman
d. Secara
Psikologis
Peran
guru secara psikologis adalah:
1. Ahli
psikologi pendidikan.
2. Relationship.
3. Catalytic/pembaharu.
4. Ahli
psikologi perkembangan
D. Kompetensi Dan
Profesionalisme Guru
1. Pengertian
Kompetensi dan Profesionalisme
Kompetensi
merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan beberapa bidang ilmu
yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi
kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan kemampuan dan
keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimaI. Dengan kata
lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang
dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan formal
tetapi juga harus menguasai berbagai  strategi atau teknik dalam KBM
serta landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru
dalarn uraian selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru
dituntut memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun
sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang
harus dipahami terlebih dahulu.
2. Syarat Profesi Seorang Guru
Mengingat
tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan
khusus sebagai berikut:
1. Menuntut
adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
2. Menekankan
pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut
tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya
kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan
perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Untuk
itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran) maupun
pre-service training (pendidikan keguruan secara formal).
3. Jenis-jenis Kompetensi
a. Kompentensi
Pribadi Mengembangkan Kepribadian.
1. Bertqwa
kepada Allah SWT.
2. Berperan
akkif dalam masyarakat.
3. Mengembangkan
sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru
b. Berinteraksi
dan Berkomunikasi.
1. Berinteraksi
dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan professional.
2. Berinteraksi
dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan.
c. Melaksanakan
Bimbingan dan Penyuluhan.
1. Membimbing
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Membimbing
murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d. Melaksanakan
Administrasi Sekolah.
1. Mengenal
administrasi kegiatan sekolah.
2. Melaksanakan
kegiatan administrasi sekolah.
e. Melaksanakan
penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran.
1. Mengkaji
konsep dasar penelitian ilmiah.
2. Melaksanakan
penelitian sederhana
4. Kompetensi Profesional
a. Menguasai landasan
kependidikan.
1. Mengenal
tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.
2. Mengenal
fungsi sekolah dalam masyarakat.
3. Mengenal
prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
belajar mengajar.
b. Menguasai
bahan pengajaran.
1. Menguasai
bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah
2. Menguasai
bahan pengajaran.
c. Menyusun
program pengajaran
1. Menetapkan
tujuan pembelajaran.
2. Memilih
dan mengembangkan bahan pembelajaran.
3. Memilih
dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.
4. Memilih
dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan
program pengajaran
1. Menciptakan
iklim belajar mengajar yang tepat.
2. Mengatur
ruangan belajar.
3. Mengelola
interaksi belajar mengajar
e. Menilai
hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
1. Menilai
prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
2. Menilai
proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
BAB
III
P
E N U T U P
A. Kesimpulan
Setelah
mengadakan penelitian berupa karya ilmiah yang telah penulis lakukan
penjelasan di bab terdahulu maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Guru adalah posisi yang strategis
bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan
oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu.
2.
Semakin signifikannya keberadaan
guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan
dan terbinanya kesiapan peserta dalam pembelajaran.
3.
Media pembelajaran sangatlah penting
dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar karena dapat meningkatkan
mutu pendidikan disekolah tersebut.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan tersebut diatas, beberapa hal yang sebaikanya dilakukan oleh seorang
dalam menigkatkan kwalitas pembelajaran khususnya meningkatkan kebiasaan sholat
lima waktu yaitu :
1.
Perlunya memilih media pembelajaran
melaksanakan tugas sebagai seorang guru yang profesional
2.
Guru hendaknya lebih kreatif dan
jelih melihat persoalan yang dihadapi siswa terutama dalam hal pelaksanaan
pembelajaran di sekolah.
3.
Guru hendaknya lebih banyak
berinteraksi dengan siswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesulitan
belajar siswa.
No comments:
Post a Comment