KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobil alamin, segalah
puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan hidayahnya
tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat serta salam kita
panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya,
sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata
kuliah TEMPAT RUANG DAN SISTEM SOSIAL tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para
pembaca umumnya.
Kendari, April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
C.
Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Interaksi Sosial........................................................................................... 3
B. Syarat
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial..................................................................... 4
C. Kehidupan
Yang Terasing ........................................................................................... 5
D. Bentuk-
Bntuk Interaksi Sosial.................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 13
B.
Saran............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi ada aksi ada reaksi, pelakunya lebih dari satu,
misalnya individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok. Contohnya guru/dosen mengajar merupakan contoh interaksi sosial
antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat-syarat
yaitu kontaks sosial dan komunikasi sosial. Kontaks sosial dapat berupa kontaks
primer dan kontaks sekunder, sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial
meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati imitasi atau
interaksi sosial yang didasari oleh Faktor meniru orang lain, setiap
masyarakat, manusia selama hidup pasti mengalami perubahan- perubahan.
Perubahan
dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok, perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
luas. Perubahan tersebut akan terlihat dalam susunan kehidupan masyarakat pada
suatu waktu atau sekarang dibandingkan kehidupan masyarakat pada masa lampau.
Hal tersebut diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan
modern. perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilaku,
organisasi, susunan kelembagaan, masyarakat kekuasaan dan wewenang interaksi
sosial dan sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian interaksi sosial ?
2.
Bagaiamana syarat-syarat terjadinya
interaksi sosial ?
3.
Bagaiamana maksud dari kehidupan yang
terasing ?
4.
Bagaiamana bentuk-bentuk interaksi sosial
?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana pengertian
interaksi sosial.
2.
Untuk mengetahui bagaiamana
syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
3.
Untuk mengetahui bagaiamana maksud dari
kehidupan yang terasing.
4.
Untuk mengetahui bagaiamana bentuk-bentuk
interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dimanis yang menyangkut hubungan
antara orang orang,kelompokkelompok manusia.apabila ada 2 orang bertemu, interaksi
sosial dimulai saat itu,mereka saling menegur,berjabat tangan,saling berbicara
atau bahkan mungkin berkelahi, aktivitas semacam itu merupakan bentuk bentuk
interaksi sosial.
Interaksi
sosial antara kelomp[okkelomok manusia terjadiantara kelompok tersebut sebagai
satu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi-pribadi anggotanya.sebagai
contoh seorang guru menghadapimurid-muridnya yang merupakan satu kelompok
manusia didalam manusia. Di dalam interaksi sosial tersebut,pada taraf pertama
akan tampak bahwa guru memcoba untuk menguasaii
kelasnya supaya interaksi social berlangsung dengan seimbang,dimana
terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua belah pihak.
Berlangsunya
suatu proses imteraksi di dasarkan pada berbagai faktor antara lain, faktor
imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.faktor-faktor tersebut dapat
bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaaan tergabung.
Faktor
sugesti apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal
dari dirinya yang kemudian di terima oleh piihak lain.jadi proses ini
sebenarnya hamper sama dengan proses imitasi akan tetapi titik tolaknya
berbeda.berlangsunya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa
oleh emosi,hal mana menghambat daya berfikirnya secara rasional.
Mungkin
proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang
yang berwibawa atau mungkin sifatnyayang otoriter.kiranya mungkin pula bahwa
sugesti terjadioleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan
bagiian tebesar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat.
Proses
simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorangmerasa tertarik
denganpihak lain.di dalamproses ini perasaanmemegan peranan yang sangat
penting,walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk
memahamipihak lain dan untukbekerja sama denganya.inilahperbedaan utamanya
dengan identifikasi yang didorong dengan keinginan untuk belajar dari pihak
lain yang kedudukanya lebih tinggi dan harus di hormati karena mempunyai
kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemapuan tertentu yang patut dijadikan
contoh.Proses simpai akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana factor
saling mengerti terjamin.
B.
SYARAT
SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi 2
syarat,yaitu:
a. Adanya
kontak sosial
b. Adanya
komunikasi
Kata kontak
berasal dari bahasa latin con atau cum (yangartinya bersama-sama) dan tango
(yang artinya menyentuh),jadi artinya secara harfiah adalah bersama-samamenyentuh.secara
fisik,kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah,sebagai gejala
sosial itu tidak perluberarti suatu hubungan badaniah,oleh karena orang dapat
mengadakan hubungan dengan pihaklain tanpa menyentuhnya,misalnya,dengan cara
berbicara denganpihak lain tersebut.
Kontak sosial
dapat berlangsung dalam 3 bentuk yaitu:
a.
Antara orang perorangan,misalnya apabila
anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan keluarganya,proses demikian terjadi
melalui sosialisasi,yaitu suatu proses,dimana anggota masyaakat yang baru
mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyakat dimana dia menjadi anggota.
b.
Antara orang perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya,misalnya apabila seseorang merasakan bahwa
idalan-tindakanya berlawanan dengan orma-norma asyarakat atau apabila suatu
partai politik memaksa anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan
programnya.
c.
Antara suatu kelompok manusia dengan
kelompok manusia lainya.umpamanya,dua partai plitik mengadakan kerjasama untuk
mengalahkan partai politik yang ketiga dalam pemilihan umum.atau apabila dua
buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya
,jembatan,dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka.
Suatu
kontak dapat pula bersifat primer atau
sekunder.kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung betemu
dan beradapan muka,misalnya apabiala orang-orang tersebut berjabat angan,saling
senyum dan seterusnya.
Arti
penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada erilaku
orang lain(yang berwujud pebicaraan,gerak gerik badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang
tersebut.Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.apabila seorang gadis,misalnya menerima
seikat bunga,dia akan memandang memcium bunga bunga tersebut,akan tetapi
perhatian pertamanya adalah pada`siapa yang mengirimkan bunga-bunga
tersebut,dan apa yang menyebabkan dia mengirimnya.
C.
KEHIDUPAN
YANG TERASING
Kehidupan
terasing dapat di sebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali
diasingkan dari hubungn dengan orang-orang lainnya. Padahal, seperti di ketahui
perkembangan jiwa seseorang banyak di tentukan oleh pergaulannya dengan
orang-orang lain. Banyak contoh, dimana anak-anak sejak kecil diasingkan dengan
pergaulan dengan orang-orang lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan.
Mereka tak dapat berbicara dan tak dapat berperilaku sebagai manusia biasa.
Secara fisik saja mereka tampaknya sebagai manusia, tetapi perkermbangan
jiwanya jauh terbelakang. Dalam salah satu sebuah karangannya , kingsley davis
pernah menelaah perihal sesaeorang anak usia lima tahun (namanya ana) yang selama hamper seluruh rumah petani di
pennsylyana. Anak yang bernama anna tersdebut menunjukan sifat-sifat yang
berlainan sama seakali dengan anak lain yang seusianya dia tidak dapat
berjaslan, tak dapat mendengar dengan sempurna, tak dapat makan seperti manusia
dan seterusnya.
Terasingnya
seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salah satu indranya.
Seseorang yang sejak kecil butas dan tuli, misalnya, mengasingkan dirinya dari
pengaruh-pengaruh kehidupan yang tersalur melalui kedua indra tersebut.
D.
BENTUK-
BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk
interaksi social dapat berupa kerja sama (cooperation)
persaingan (competition) dan bahkan
dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian.
Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat di terima untuk sementara waktu,
proses mana dinamakan akomodasi (acomondation),
dan ini berarti bahwa kedua bela pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu
keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat interaksi social. Keempat pokok
dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam
arti bahwa interaksi itu mulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
Gillin dan gillin pernah mengadakan
pengolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial
yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social, yaitu:
1. Proses
yang asosiasif (processes of association)
yang terbagi kedalam empat bentuk khusus lagi yaitu:
a. Kerja
sama (cooperation)
b. Akomodasi
c. Asimilasi
d. Akulturasi
2. Proses
yang diasosiatif (processes of
dissociation) yang mencakup:
a. Persaingan
b. Kontravensi
(contravension)
c. Pertikaian
d. Konflik
(conflict)
1.
Proses-proses
yang asosiatif
a.
Kerja
sama (cooperation)
Beberapa
orang sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk intraksi social
yang pokok. Sebaliknya , sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang
merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahmkan kerja sama
untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sisoal atas dasar
bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerja
sama. Misalnya, ada orang berkelahi mereka harus saling bekerja sama untuk
saling bertinju. Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.
Dikalangan
masyarakat Indonesia dikenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama
gotong-royong. Di dalam sistim pendidikan Indonesia yang tradisional, umpamanya,
sejak kecil tidak ditanamkan ke dalam jiwa seseorang suatu pola perilaku agar
dia selalu hidup rukun, terutama dengan keluarga dan lebih luas lagi dengan
orang lain dalam masyarakat. Hal mana disebabkan adanya suatu pandangan hidup
bahwa seseorang tidak mungkin hidup
sendiri tanpa kerja sama dengan orang lain. Pandangan hidup demikian
ditingkatkan dalam taraf kemasyarakatan, sehingga gotong-royong sering kali
diterapkan untuk menyelenggarakan suatu kepentingan.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana bentuk kerja sama merupakan
unsure dari sistim nilai-nilai sosialnya sering kali dijumpai keadan-keadan
di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak mempunyai inisiatif ataupu daya
kreasi, oleh karena orang perorangan terlalu mengandalkan pada bantuan dari
rekan-rekannya. Terlepas dari apakah terdsapat akibat-akibat positif atau
negative , kerja sama sebagai salah satu bentuk interaksi social merupakan
gejala universal yang ada pada masyarakat dimana pun juga. Walaupun secara tidak
sadar kerja sama tadi mungkin timbul terutama didalam keadaan-keadaan di mana
kelompok tersebut mengalami ancaman dari luar.
b.
Akomodasi
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya
saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Ø Bentuk-bentuk akomodasi
a.
Coercion
Coeration
merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana terjadi karena adanya paksaan dari pihak yang
dominan atau yang berkuasa terhadap pihak yang minoritas atau yang lemah, yang
dalam pelaksanaannya dapat terjadi baik secara fisik (langsung) maupun secara
psikologis (tidak langsung).
Contoh : perbudakan
yang terjadi di benua Amerika yang dilakukan oleh orang- orang kulit putih
terhadap orang- orang kulit hitam yang ada di sana karena orang- orang kulit
putih diyakini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-
orang yang berkulit hitam.
b.
Compromise
Compromise
merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana pihak- pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada. Selain itu, compromise dapat dilaksanakan apabila salah satu pihak
bersedia untuk memahami dan merasakan kedaan dari pihak yang lainnya dan
sebaliknya.
Contoh : korban
penggusuran bangunan liar yang terjadi di Jakarta dengan pihak pemerintah
daerah setempat di mana pihak dpemerintah setempat ingin menertibkan kota
Jakarta dari bangunan- bangunan liar yang merusak keindahan kota Jakarta. Oleh
karena hal tersebut maka pihak pemerintah daerah tersebut memberikan ganti atas
bangunan- bangunan yang digusur demikian pula dengan para korban penggusuran
yang bersedia pindah dari tempat mereka yang semula dan mulai membangun tempat
tinggal di daerah lain.
c.
Arbitration
Arbitration
merupakan salah satu cara untuk mencapai compromise apabila pihak- pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri, yaitu dengan dipilihnya pihak
ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau suatu lembaga yang lebih tinggi
kedudukannya dari pada pihak- pihak yang bertentangan tersebut dalam mengambil
keputusan.
Contoh : perselisihan
yang terjadi antara Belanda dan Indonesia dalam memperebutkan Irian Jaya pada
waktu yang lalu. Kedua belah pihak tidak dapat mencapai compromise, maka
dipilihlah salah satu badan dari PBB yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari
pemerintahan Belanda dan Indonesia sebagai penengah yang mengambil keputusan.
d.
Mediation
Mediation merupakan
suatu bentuk dari akomodasi yang menyerupai arbitration dimana dalam proses ini
memerlukan pihak ketiga sebagai penengah yang bertugas untuk mengusahakan
perdamaian di antara kedua belah pihak yang berselisih tetapi pihak ketiga
tersebut hanya bertindak sebagai penengah dan tidak memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan karena keputusan yang ada tetap berada di tangan pihak yang
berselisih.
Contoh : Badan
Penasihat Hukum yang ada di Indonesia, dalam pelaksanaannya sebagai sebuah
lembaga yang hanya bertugas untuk menasihati atas segala perselisihan-
perselisihan yang terjadi di Indonesia namun lembaga ini tidak memiliki
kekuasaan untuk mengambil keputusan dalam setiap perselisihan tersebut.
e.
Conciliation
Conciliation
merupakan suatu bentuk dari akomodasi dengan mengusahakan segala sesuatu untuk
mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak- pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
Contoh : dibentuknya
suatu badan yang menjadi wadah dari setiap agama yang ada di Indonesia dalam
upaya menangani keinginan- keinginan yang ada di setiap agama dan menyelesaikan
konflik agama yang terjadi namun terdapat dalam suatu naungan Departmen Agama
f.
Toleration
Toleration
merupakan suatu bentuk dari akomodasi yang terjadi tanpa adanya persetujuan
yang formal yang timbul secara tidak sadar dan tanpa dirncanakan karena watak
dari setiap orang- perorangan atau kelompok- kelompok masyarakat yang ada.
Contoh : Apabila
seseorang yang baru berada di sebuah lingkungan sosial yang asing selama satu
hari dengan tidak mengetahui aturan- aturan maupun kebiasaan- kebiasaan yang
ada di daerah asing tersebut. Maka, secara tidak sadar orang- orang yang berada
di lingkungan tersebuat akan mentoleransi setiap kesalahan- kesalahan yang
dilakukan oleh orang baru tersebut.
g.
Stalemate
Stalemate
merupakan sebuah bentuk dari akomodasi di mana pihak- pihak yang bertentangan
karena memiliki kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya yang disebabkan oleh ketidakmungkinan yang terjadi
untuk maju atau mundur.
Contoh : perang yang
terjadi antara Israeldan Irak yang tidak memiliki titik temu dan juga sama-
sama memiliki kekuatan yang sama diantara kedua belah pihak tersebut sehingga
mengakibatkan ketidakmungkinan untuk mundur maupun terus maju yang berdampak
pada sulitnya mencari inti dari segala perselisihan yang ada.
h.
Adjudication
Adjudication
merupakan suatu bentuk dari akomodasi dimana penyelesaian suatu perkara atau
sengketa di pengadilan.
Contoh : perkara yang
terjadi antara seorang penyanyi, Andien dengan mantan managernya, Andhika,
dalam hal penggelapan uang selama menjadi managernya yang harus diselesaikan di
pengadilan karena tidak ditemukannya itikad baik dari pihak Andhika untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara kekeluargaan dan secara baik-
baik.
Ø Hasil-hasil
Akomodasi
a.
Akomodasi
dan Intergrasi Masyarakat Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat
banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang
akan melahirkan pertentangan baru.
b.
Menekankan
Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu
kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain.
c.
Koordinasi
berbagai kepribadian yang berbeda.
d.
Perubahan
lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang
berubah.
e.
Perubahan-perubahan
dalam kedudukan
f.
Akomodasi
membuka jalan ke arah asimilasi
c.
Asimilasi (Asimilation)
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat
kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan
bersama.
Secara matematis
proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa kelompok
etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami
peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan
kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D.
Bila kedua
kelompok masyarakat telah
mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok
masyarakat itu dapat hilang dan
keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke
Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok
masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara
mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Faktor-faktor umum yang mendorong
atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
a.
Toleransi di antara sesama kelompok yang
berbeda kebudayaan
b.
Kesempatan yang sama dalam bidang
ekonomi
c.
Kesediaan menghormati dan menghargai
orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
d.
Sikap terbuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat
e.
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
universal
f.
Perkawinan antara kelompok yang berbeda
budaya
g.
Mempunyai musuh yang sama dan meyakini
kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dapat
menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
seperti berikut.
a. Terisolasi
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
b. Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
c. Adanya
perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
d. Perasaan
bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dibandingkan
dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
e. Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
f. Adanya
suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling). Apabila golongan
minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
g. Munculnya
perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan
pribadi.
Contoh sederhana
asimilasi :
A adalah orang
Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan
orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango).
Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya
yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang
merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya
ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango.
E.
Akulturasi
Akulturasi
(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli. Lamanya proses akulturasi sangat tergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya luar yang masuk. Akulturasi bisa terjadi dalam waktu
yang relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan. Sebaliknya,
apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan relatif lebih
cepat. Contoh: Candi Borobudur merupakan
perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia; musik Melayu
bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan
timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek kehidupan sosial di masyarakat.
Semakin kita sering berinteraksi dengan orang lain maka kompetensi kita dalam
hidup di masyarakat akan meningkat. Interaksi sosial mempunyai fungsi untuk
mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam
proses-proses sosialnya.
Terdapat
dua bentuk dalam interaksi sosial diantaranya adalah assosiatif dan
dissosiatif, assosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang mendorong
terciptanya keteraturan sosial. Sedangkan disssosiatif merupakan bentuk
interaksi sosial yang mengarah pada ketidak teraturan pola sosial. Ada empat
faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu, imitasi, identifikasi, sugesti
dan simpati. Dalam bimbingan dan konseling interaksi sosial mempunyai peran yang salah satunya adalah dapat
meningkatkan kemampuan konseli untuk hidup dalam lingkup sosial masyarakat.
B.
Saran
Dalam
kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka
kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup
tidak mungkin sendirian.
Untuk
itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar
individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok
dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,
Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan,
Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI
PRESS
Hermawan,
Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto
dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai Dr. Duddy
Mulyawan’s Site
Nurdin,
Muhetal. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
No comments:
Post a Comment