BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah penguraian zat zat
berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan pada
umumnya mengandung senyawa senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada
umumnya zat aktif dapa tanaman dan hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman
da hewan begitu pula ketebalan masing masing berbeda sehingga diperlukan metode
ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengeksrtaknya. Proses terekstraknya zat
aktif pada sel tanaman adalah pelarut organik akan menembus dindidng sel dan
masuk kadalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut pada
pelarut organik tersebut hingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif didalam sel da pelarut organic diluar sel, maka larutan terpakat akan
didistribusi keluar sel dan prose ini terulang sampai terjadi keseimbangan
antara konsentrasi cairan zat aktif dan diluar sel.
Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan
adalah :
a. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama
proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang
dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan
perkolasi.
b. Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya.
Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian
dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet
dan infusa.
Metode ekstraksi yang umum
dilakukan :
1. Maserasi
Maserasi adalah metode ekstrasi dengan
prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi, menggunakan pelarut yang
direndamkan pada simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara
konstan maka disebut maserasi kinetik. Remaserasi adalalah penambahan pelarut
kedalam simplisia yang diekstrasi, maserat (hasil maserasi) pertama disaring,
sisa simplisia (residu) diekstrasi dengan menambahkan pelarut yang baru dengan
cara yang sama seperti diatas. kekurangan metode ini, butuh waktu yang lama dan
memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak.
2. Perkolasi
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru hingga semua pelarut tertarik dengan
sempurna (exhaustive extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar. tahapan perkolasi
penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya hingga didapat volume 1 sampai
5 kali jumlah bahan.
Proses keberhasilan ekstraksi dengan
cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan
suhunya, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karna dapat menyumbat
pori-pori saringan perkolator.
3. Refluks
Refluks adalah proses ekstraksi dengan
pelarut yang didihkan beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah
pelarutnya konstan, karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap,
didinginkan, kondensasi, kemudian menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut
dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan pada residu
pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses ekstraksi
sempurna (exhaustive extraction).
4. Soxhletasi
atau ekstraksi sinambung
Soxhletasi atau ekstraksi sinambung
adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dengan
menggunakan soxhlet. ekstrasi terjadi secara kontinyu,dengan jumlah pelarut
yang relatif konstan
Metode ekstraksi lainnya :
5. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik
(maserasi dengan pengadukan konstan) yang dilakukan pada suhu temperatur yang
lebih tinggi, umumnya 40-50 Celcius
6. Infus dan dekok
6. Infus dan dekok
Infus adalah ekstraksi dengan
menggunakan air yang mendidih pada suhu 96-98 C, dalam waktu tertentu sekitar
15-20 menit, sedangkan dekok adalah proses infus yang terjadi selama skitar 30
menit lebih, untuk dekok sekarang sudah sangat jarang digunakan.
7. Destilasi Uap
7. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi dengan
cara mengalirkan uap air pada simplisia (umumnya cara ini dilakukan pada
kandungan kimia simplisia yang mudah menguap seperti minyak atsiri), sehingga
uap air menarik kandungan zat didalam simplisia, yang kemudian terkondensasi
bersama-sama menghasilkan ekstrak cair (campuran).
8. Ekstraksi ultrasonic
Ekstrasi dengan bantuan getaran
ultrasonik (>20.000 Hz) memberikan efek meningkatkan permeabilitas dinding
sel, sehingga banyak zat yang bisa ditarik oleh pelarut.
Dari
pembahasan diatas maka dibuat makalah tentang sokletasi, agar pembaca dapat
memahami lebih jau tentang sokletasi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sokletasi ?
2. Apa keunggulan dan kelemahan
sokletasi ?
3. Apa syarat pelarut yang digunakan ?
4. Bagaimana prosedur kerja ekstraksi
dengan sokletasi ?
C.
Tujuan
Tujuan dari
makalah ini adalah :
1. Agar pembaca lebih memahmi apayang
dimaksud dengan sokletasi.
2. Agar pembaca mengetahui keunggulan
dan kelemahan sokletasi.
3. Agar pembaca mengetahui apa syarat
pelarut yang digunakan.
4. Agar pembaca mengetahui bagaimana
prosedur kerja ekstraksi dengan sokletasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu
komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang
dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan
akan terisolasi.
Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam
padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat
tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat
secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan
harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa
organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang
berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan
relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan
kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu
pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat
pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda
maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi
uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan
digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut
yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik
yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan
cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara
metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri (
distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa
yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak
didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara
yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
B. Keunggulan dan Kelemahan Sokletasi
Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan
sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan
sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung
cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan
sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil
senyawa organik berulang kali.
Kelemahan sokletasi :
1. Tidak
baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus
dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer,
Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut
yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
C. Syarat Pelarut yang digunakan
Syarat syarat pelarut yang digunakan
dalam proses sokletasi :
1. Pelarut
yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2.
Titik didih pelarut rendah.
3.
Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4.
Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan
pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai
dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan
senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan
alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar.
Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang
sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan
pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam
sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena
sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi
penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut
senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler,
karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh
terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda
sokletasi ini lebih efisien, karena:
1.
Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang
kali.
2.
Waktu yang digunakan lebih efisien.
3.
Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
1.
Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2.
Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3.
Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
D. Prosedur Kerja Maserasi dengan
Metode Sokletasi
Cara kerja sokletasi adalah sebagai berikut :
Serbuk kering yang akan diekstraksi
berada di dalam kantong sampel yang diletakkan pada alat ekstraksi (tabung
soklet). Tabung soklet yang berisi kantong sampel diletakkan diantara labu
destilasi dan pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas.
Setelah pelarut ditambahkan melalui
bagian atas alat soklet dan pemanas dihidupkan, pelarut dalam labu didih
menguap dan mencapai pendingin, berkondensasi dan menetes ke atas kantong
sampel sampai mencapai tinggi tertentu/maksimal (sama tinggi dengan pipa
kapiler), pelarut beserta zat yang tersari didalamnya akan turun ke labu didih
melalui pipa kapiler.
Pelarut beserta zat yang tersari
pada labu didih akan menguap lagi dan peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang
sampai seluruh zat yang ada dalam sampel tersari sempurna (ditandai dengan
pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa
dengan pereaksi yang cocok).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
:
1.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
2.
Keuntungan dari metode sokletasi sampel terekstraksi dengan sempurna, proses
ekstraksi lebih cepat, pelarut yang digunakan sedikit.Sedangkan kelemahan dari
metode soxhletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang
digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel
yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi
atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung.
3. Syarat
syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :Pelarut yang mudah
menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alcohol, titik
didih pelarut rendah, pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan, pelarut
terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi, pelarut tersebut akan terpisah dengan
cepat setelah pengocokan, sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi,
polar atau nonpolar.
4.
Cara kerja sokletasi adalah sebagai berikut :Serbuk kering yang akan
diekstraksi berada di dalam kantong sampel yang diletakkan pada alat ekstraksi
(tabung soklet). Tabung soklet yang berisi kantong sampel diletakkan diantara
labu destilasi dan pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas.
B. Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
tercapainya suatu kesempurnaan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan makalah.
No comments:
Post a Comment