PENENTUAN
BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD
A.
TUJUAN
Tujuan dalam percobaan
ini adalah untuk mempelajari berat molekul primer kitosan menggunakan
viscometer ostwald.
B.
LANDASAN
TEORI
Viskositas atau
kekentalan berasal dari perkataan viscous.Suatu bahan apabila dipanaskan
sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan
dapat mengalir pelan-pelan.Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dibagian
dalam (internal) suatu fluida. Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah
dyne det cm-2, yang biasa disebut dengan istilah poise dimana satu poise sama
dengan stu dyne det cm-2. Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu.Apabila
suhu naik viskositas menjadi turun atau sebaliknya (Budianto, 2008).
Perbedaan sifat zat
cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat kekentalan terhadap
zat cair tersebut.Kekentalan atau disebut juga viskositas adalah besar kecilnya
gesekan di dalam fluida.Basarnya nilai suatu fluida juga dipengaruhi oleh
besarnya nilai perubahan temperatur.Setiap zat cair memiliki kekentalan atau
viskositas.Kekentalan yang dimiliki setiap zat berbeda-beda, tergantung pada
konsentrasi zat cair atau fluida tersebut.Viskositas suatu fluida juga
dipengaruhi oleh suhu.Unsur gas memiliki nilai viskositas yang paling mudah
berubah terhadap perubahan suhu.Pada umumnya suatu zat cair akanmengalami
pengurangan viskositas jika suhu dinaikkan. Hal ini berkaitan dengan struktur
molekul dalam cairan tersebut (Hermawati dkk., 2013).
Secara teori nilai viskositas suatu zat cair akan
berkurang dengan kenaikan temperatur. Hal ini berkaitan struktur molekul dari
zat cair. Molekuk-molekul zat cair jraknya berdekatan dengan gaya kohesi yang
kuat antara molekul dan hambatan terhadap gerak relatif antara lapisan-lapisan
fluida bersebelahan yang berhubungan dengan gaya antar molekul ini. Dengan
meningkatnya temperatur gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan
berkurangnya hambatan gerakan (Juhantoro, 2012).
Sifat yang disebut dengan viskositas fluida ini
merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan
bentuk.Viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya temperatur, karena makin
besarnya aktivitas molekuler ketika temperatur meningkat.Sedangkan pada zat
cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil dibanding pada gas, sehingga kohesi
molekuler disitu kuat sekali.Peningkatan temperatur mengurangi kohesi molekuler
dan ini diwujudkan berupa berkurangnya viskositas fluida (Maulida, 2010).
Karakterisasi kitosan meliputi penentuan derajat
deasetilasi, kadar air, kadar mineral, dan berat molekul, dengan uraian sebagai
berikut: Derajat deasetilasi. Spektrum infra merah digunakan untuk penentuan
derajat deasetilasi kitosan yang terbentuk.Frekuensi yang digunakan berkisar
antara 4000 cm-1 sampai dengan 400 cm-1. Derajat deasetilasi kitosan ditentukan
dengan metode base line yang
ditentukan Domszy dan Robert serta
Baxter. Kadar air.Kadar air dihitungdengan mengukur pengurangan berat sampel sebelum
dan setelah pemanasan.Sejumlah sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama
3 jam, kemudian dikeringkan dalam deksikator.Kadar mineral.Kadar mineral
dihitung dengan memasukan sampel kitosan kedalam cawan porselin yang sebelumnya
telah ditimbang beratnya, selanjutnya diabukan pada suhu 900oC dalam tanur selama
3 jam.Cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang.Berat molekul.Berat molekul
dihitung dengan mengukurviskositas larutan kitosan menggunakan viskometer
Ostwald (Kusumaningsih dkk, 2004)
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. ALAT
Alat-alat yang
dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
a.
Viscometer Ostwald
b.
Tabung sentrifugasi
c.
Pipet ukur 10 ml
d.
Filler
e.
Statif dan klem
f.
Pipet tetes
g.
Aluminium voil
h.
Timbangan analitik
i.
Stopwatch
2. BAHAN
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a.
Asam asetat 1 %
b.
Kitosan 2%, 4%, 6% dan 8%
c.
Aquades
D.
PROSEDUR
KERJA
|
-
Dipipet sebanyak 25 ml
-
|
|
|
|
Dimasukkan kedalam
tabung sentrifugasi
-
Dikocok hingga larut
-
Dipipet 10 ml
-
Dimasukkan dalam viscometer ostwald
-
Dihisap sampai garis m (batas atas)
-
Dibiarkan mengalir sampai garis n (batas
bawah)
-
Dicatat waktu akhirnya
-
Dilakukan triplo
-
Dihitung viskositas relative, spesifik,
dan viskositas reduksinya
Hasil
pengamatan….?
E.
HASIL
PENGAMATAN
a.
Tabel
Larutan
|
Konsentrasi
(gr/ml)
|
Waktu (detik)
|
t rata-rata
|
Ƞrel
|
Ƞsps
|
Ƞred
|
||
t1
|
t2
|
t3
|
||||||
Asam asetat 1%
|
0,02
|
3,05
|
3,05
|
3,05
|
3,05
|
-
|
-
|
-
|
Kitosan 2%
|
0,01
|
4,33
|
3,92
|
3,79
|
4,01
|
1,31
|
0,31
|
31
|
Kitosan 4%
|
0,04
|
6,88
|
6,60
|
6,47
|
6,65
|
2,18
|
1,18
|
118
|
Kitosan 6%
|
0,06
|
9,31
|
9,31
|
9,73
|
9,57
|
3,14
|
2,14
|
214
|
Kitosan 8%
|
0,08
|
5,11
|
4,91
|
5,59
|
5,20
|
1,70
|
0,7
|
70
|
F.
PEMBAHASAN
Viskositas adalah ukuran
kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida.Semakin
besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin
sulit suatu benda bergerak didalam fluida tersebut.Viscometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur viskositas atau kekentalan suatu larutan. Viscometer
yang yang sering digunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan ada
beberapa macam antara lain viscometer Ostwald, viscometer Hoppler, viscometer
cup and Bo, viscometer Cone and Plate.
Viscometer yang
digunakan dalam percobaan ini adalah viscometer Ostwald. Prinsip kerja
viskometer Ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
dalam melewati dua tanda ketika mengalir Karena gravitasi melalui viscometer
Ostwald. Viskositas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya faktor
tekanan jika viskositas cairan tekanan naik, sedangkan viskositas gas tidak di
pengaruhi oleh tekanan. Temperature juga mempengaruhi, kenaikan suhu dapat
menurunkan viskositas cairan, sedangkan viskositas gas naik dengan meningkatnya
suhu.
Viskositas berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula. Percobaan ini menggunakan natrium alginat
dengan berbagai konsentrasi yang berbeda yaitu 2%, 4%, 6%, dan 8% yang
digunakan sebagai sampel untuk mengukur berat polimernya. Asam asetat digunakan
sebagai pelarut natrium alginat. Dimana dimensi polimer sangat dipengaruhi oleh
pelarut yang digunakan, kemudian ukuran ataupun rantai makromolekul juga di
pengaruhi oleh adanya efek interaksi pelarut dengan polimer.
Dari hasil yang di
peroleh dari percobaan ini adalah sampel diukur waktu alirnya sebanyak tiga
kali dan diperoleh natrium alginat dengan konsentrasi 2% memiliki rata-rata waktu
alir selama 4,01 detik, alginat dengan konsentrasi 4 % memiliki rata-rata waktu
alir selama 6,65 detik, natrium alginat dengan konsentrasi 6% memiliki waktu
alir selama 9,57 detik dan natrium alginat dengan konsentrasi 8% memiliki waktu
alir selam 5,20 detik.Menurut teori bahwa semakin tinggi konsentrasi dari larutan
natrium alginat maka semakin lama pula
waktu yang dibutuhkan untuk mengalir (berbanding lurus) karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula.Namun dalam percobaan ini terlihat bahwa
konsentrasi larutan natrium alginat 2% sampai 6% berbanding lurus.Tetapi pada
konsentrasi natrium alginat 8% mengalami penurunan waktu alir.
G.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat
molekul polimer natrium alginat yaitu dengan menggunakan viskometer Ostwald dan
makin tinggi viskositas larutan akan makin kental dan lebih sulit mengalir,
demikian sebaliknya.
No comments:
Post a Comment